[Book Review] JAKARTA SEBELUM PAGI by Ziggy Z

06.36



Judul : Jakarta Sebelum Pagi
Penulis : Ziggy Zesyazeoviennazabrizkie
Halaman : 270
Penerbit : Grasindo
ISBN : 978-602-375-843-2
Cetakan kedua: Februari, 2017


"Jam tiga dini hari, sweater, dan jalanan yang gelap dan sepi.... Ada peta, petunjuk; dan Jakarta menjadi tempat yang belum pernah kami datangi sebelumnya." 
Mawar, hyacinth biru dan melati. Dibawa balon perak, tiga bunga ini diantar setiap hari ke balkon apartemen Emina. Tanpa pengirim, tanpa pesan hanya kemungkinan adanya stalker mencurigakan yang tahu alamat tempat tinggalnya. Ketika-tanpa rasa takut-Emina mencoba menelusuri jejak sang stalker, pencariannya mengantarkan dirinya kepada gadis kecil misterius di toko bunga, kamar apartemen sebelah tanpa suara, dan setumpuk surat cinta berisi kisah yang terlewat di hadapan bangunan-bangunan tua Kota Jakarta.

So... where should I start?
Yep, if you already read the blurb above, garis besar cerita dalam buku ini adalah tentang seorang perempuan berumur sekitar 20-an yang (kalau menurut saya) bisa dibilang sedikit tidak normal. Ketika baru mulai baca, saya sempat bingung kenapa halaman awalnya malah bahas-bahas babi? It's so far from the blurb.



"Bukan? Terus mau bahas apa? Babi?" (hlm. 5)

But then, I found out the tie; Emina, tokoh utama dalam novel ini adalah seorang perempuan yang 'ke-babi-babi-an'. Emina suka sekali membicarakan babi, dia menganggap dirinya adalah Babi Asap, mengecat bagian bawah rambutnya dengan warna Jambon Babi (warna kulit babi yang membuat penggunannya berpikir seperti babi). Menjuluki sahabatnya di kantor dengan sebutan Nissa si Yan Pi, dan menyebut stalkernya dengan panggilan Babirusa.
Emina mempunyai kemampuan ngomongin hal-hal absurd (terutama mengenai babi) dalam kecepatan tinggi. Like seriously dia sampai menciptakan kasta babi. 😂

Bottom line; Tho she talks about pig most of the time, but this book is not about the pig ya, I swear. 😆

"Jakarta is a weird place, and it gets creepier by the day. Em, let me say it untuk ketujuh juta kalinya: lo nggak punya kualitas paling penting sebagai orang Jakarta. Lo terlalu bahagia,. Local people shouldn't be. Waspada sedikit dong. Ada stalker di apartemen, ini reaksi locals: paranoid, panggil polisi." (hlm. 8)

Peringatan yang diberikan oleh Nissa yan pi  kepada Emina untuk hati-hati dan tidak mencari si stalker, saya rasa sarannya sangat wajar dan itu memang kenyataan yang terjadi pada hampir kebanyakan orang saat ini. Apalagi jaman sekarang kejahatan modusnya macam-macam, jadi kebanyakan orang akan lebih skeptis dan always keep their guards up, tidak akan mudah percaya pada seseorang yang belum atau baru dikenalnya.

Alih-alih sudah diingatkan oleh Nissa yan pi, Emina tidak bisa membunuh rasa pensarannya dan memutuskan untuk meyelidiki siapa si pengirim balon dan bunga-bunga hyacinth ini.
Ditengah-tengah pencarian stalker, Emina bertemu dengan seorang gadis kecil pemilik cafe tea room dibawah apartemennya. Yang mengejutkan dari anak perempuan ini adalah, selain umurnya yang baru 12 tahun tapi sudah mengelola kafenya sendiri, cara dia berpikir juga beda dari anak-anak pada umurnya, dia bersikap seperti orang dewasa. Suki inilah yang jadi petunjuk keberadaan stalker nya Emina.



Di bagian ini, saya yang sebelumnya sudah membaca karya Ziggy lainnya yaitu, Di Tanah Lada, langsung flashback ke karakter Salva atau Ava tokoh utama dalam buku Di Tanah Lada yang berusia 6 tahun tapi berbicara seperti orang dewasa. Apa ini kebetulan atau disengaja atau memang hobi? 😏

Dibalik pencarian Emina tentang stalkernya, sebetulnya ini bukanlah inti cerita dari buku ini. Perjalanan setelah bertemu dengan si stalker lah justru awal dari teka-teki yang akhirnya Emina dan stalker nya akan pecahkan sama-sama.

Latar belakang si stalker yang diluar perkiraan, membuat Emina berpikir kenapa dia bisa berada diantara orang-orang gak normal. ini lucu which is dia sendiri padahal sama-sama gak normal hahaha.
Bisa ngebayangin gak hidup dalam lingkaran orang-orang aneh. Dimulai dari para jompo (keluarganya); Datuknya, berbicara dengan bahasa isyarat yaitu berdeham. Neneknya yang bisa pura-pura bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Nin-nya, yang selalu bertengkar dengan Datuk. Pak Meener, tetangga jompo para jompo yang ditaksir Nin-nya. Anak SD yang bersikap lebih dewasa dari dirinya, dan Stalker yang memiliki fobia terhadap suara dan sentuhan.

Di buku ini kita akan banyak mempelajari hal-hal tentang teh dan upacara minum teh, lalu kita akan menjelajahi Jakarta tempo dulu dan suasana Jakarta dini hari, bahkan pengetahuan tentang Hermaphrodite. And it's all fascinating for me.

Setelah selesai baca satu buku ini, bisa dibilang saya suka sukaaaa suuuukaaa super suka sekali dengan karya Ziggy yang ini. Kalau ada yang tanya apanya sih yang kamu suka? Saya pasti jawab SEMUANYA, ide ceritanya, karakter-karakternya, narasinya, just all of it dari awal sampai akhir.
Recommended? Of course yes! you have to read it, YOU HAVE TO! It's 5/5 stars.
Dan sepertinya saya benar-benar jatuh cinta dengan cara Ziggy bercerita. She is genius, I'm going to be her one number fans LOL.



Sekian review kali ini, berikut saya tulis beberapa part dan quotes yang saya suka dari buku ini.


"Babirusa: jenis babi ambigu yang membuat kita bertanya-tanya apakah ia babi atau rusa, tapi setelah kita kenal ternyata ia adalah sesuatu yang benar-benar berbeda. Kata sejenis dalam bahasa Inggris: Catfish---Is it cat? Is it fish?" (hlm. 22-23)

"Bukannya menemukan orang yang bersedia menghabiskan waktu untuk mendengarkan kamu itu lebih penting daripada memaksakan diri untuk dilihat orang yang bahkan gak peduli?" (hlm. 43)

"Kalau kita berhenti bersikap paranoid sekali aja, dan memberi kesempatan agar hal aneh terjadi dalam hidup kita, we don't need Andersen; we'll ge our own fairy tale." (hlm. 47)

"Kak Keiko adalah orang yang melahirkan kalimat 'cantik-cantik sombong', dan ini membuatku sedih karena aku selalu mau punya teman yang cantik (berhubung Nissa sedikit bagong, dan temanku yang lain adalah gayung mandi." (hlm. 59) *kampret ya Emina. Lol*

"Kalau kamu terlalu lama tinggal sendiri dan hampir nggak pernah ketemu orang, pola pikir kamu jadi jauh dari pola pikir kebanyakan orang." (hlm. 69)

"Kadang-kadang, orang membaca buku supaya dikira pintar. Lalu mereka membaca buku sastra terkenal, buku yang mendapat penghargaan. Dan, meskipun mereka nggak menyukainya, mereka bilang sebaliknya, karena ingin dianggap bisa memahami pemikiran sastrawan kelas atas. Ini adalah hal bodoh. Jangan pernah membaca karena ingin dianggap pintar, bacalah karena kamu mau membaca, dan dengan sendirinya kamu akan jadi pintar." (hlm. 72)

"Mungkin kesedihan nggak usah dijadikan alasan untuk membuat orang nggak nyaman. Kita semua pernah sedih, dan kita boleh merasa sedih; just don't burn each other out too much over it." (hlm. 82)

"Lain kali jangan terlalu takut sama orang. Just remember, prinsip kehidupan sosial itu sama seperti ketika berpapasan denga  ular: yang satu sama takutnya dengan yang lain." (hlm. 84)

 "Teka-teki dan perhatian setara stalker adalah cara berkomunikasi alternatif Abel. Ini jenis baru; dan jenis yang membuatku harus berpikir ekstra. Tapi ini bagus. He's a brainfood, and I need feeding." (hlm. 110)

 "Oke, dia memang freaky. Everything up to here is freaky. Tapi all gestures-grand or mediocre-akan selalu kelihatan freaky kalau dilakukan dengan orang yang nggak kita suka, kan?" (hlm. 150)

"Some people need time to discover, but some people don't. Nggak semua orang baru pacaran setelah bertahun-tahun jadi teman. Random people meet each other through lots pf media: online dating, dikenalin teman, ketemu di pasar... Dan, seriously nggak smeua orang ketemu di tempat dan dengan cara konvensional." (hlm. 151)

"Semua orang mengalami tragedi dalam hidupnya. Nggak semuanya besar menurut orang, tapi semuanya besar bagi yang mengalami. Everyone's damage in their own way." (hlm. 152)

"Persepolis is a ruin, but it's beautiful." (hlm. 153) 

"You're damage too. But that's what makes you special. Some things are better damaged." (hlm. 153)

"Good thing about relationship is, you're never doing it alone." (hlm. 175) 

"It's been great so far, tapi... I don't know. It's like, I'm living inside a house of cards, and I'm in love with the wind. I wanna let it in, but then I loose everything. Dan sekarang, aku mulai banyak berpikir, and I hate that. Hidup lebih sederhana ketika otak cuma sekadar bagian dari menu makanan Padang." (hlm. 178)

"Emina, kamu bukan takut karena tidak tahu apa-apa soal dia; kamu takut kehilangan. Semua orang merasa takut kehilangan ketika mereka ada di ambang hubungan baru. Mereka takut kehilangan hubungan yang sudah ada, kesempatan untuk membina hubungan yang lain." (hlm. 179) 

"Kamu tahu... di Aljazair ada pepatah yang bunyinya begini: 'Le premier verre est aussi doux que la vie, le deuxieme, est aussi fort que l'amour, le troisieme est aussi amer que la mort.' Artinya kira-kira: Gelas pertama selembut kehidupan, gelas kedua sekuat cinta, gelas ketiga sepahit kematian." (hlm. 207)

"Career driven parents, driven away by careers. Sepertinya, itu yang sering terjadi belakangan." (hlm. 213)

"It's a make or break. But if you don't at least try, you only have the break." (hlm. 244)

"Orang yang bisa mencintai seorang Time Lord pasti benar-benar mencintainya. Bukan karena dia tampan, atau baik hati, atau karena dia perempuan. Tapi karena dia adalah dia. Ssatu-satunya jenis orang yang bisa mencintai Time Lord adalah orang yang bisa mencintai orang lain karena esensinya-hal paling dasar yang membuat itu 'dirinya'. Ice cream with no sprinkle. Cake with no frosting." (hlm. 249)

"Love's like booger, right? Orang-orang mencari, dan ketemu. Kadang-kadang gagal dan cuma bisa membuat hidung sakit dan lubangnya tambah besar. Kadang-kadang ketemu, tapi karena kering, waktu ditarik, rasanya sakit. Seperti upil. Kita pikir, upil itu muncul mendadak, tapi sebetulnya dia sudah diakumulasikan sejak lama. Kotoran masuk pertama, dan kita biarkan saja dia di sana tanpa tahu kalau dia ada. Dan pada suatu hari, BAM! Begitu bangun tidur, ternyata ada upil di lubang hidung. Kita jenis upil yang itu. Muncul out of nowhere, penuh kemudahan. Dan, ini yang harus kita lakukan pada semua upil: take it." (hlm. 265)



You Might Also Like

1 komentar